Hello Sobat Pintar! Jurnal penyesuaian adalah salah satu dokumen akuntansi yang penting bagi perusahaan dalam mencatat transaksi-transaksi yang belum tercatat di buku besar. Namun, banyak orang yang masih bingung tentang bagaimana cara mengisi jurnal penyesuaian ini. Nah, pada artikel kali ini, saya akan membahas cara mengisi jurnal penyesuaian dengan santai dan mudah dipahami.
1. Menentukan Saldo Awal
Sebelum mengisi jurnal penyesuaian, pertama-tama kita harus menentukan saldo awal terlebih dahulu. Saldo awal adalah saldo yang tercatat di buku besar sebelum dilakukan penyesuaian. Pastikan saldo awal sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
2. Mengidentifikasi Transaksi yang Belum Terselesaikan
Setelah menentukan saldo awal, selanjutnya kita harus mengidentifikasi transaksi yang belum terselesaikan. Transaksi yang belum tercatat di buku besar harus dicatat di jurnal penyesuaian agar saldo akhir bisa sesuai dengan transaksi yang terjadi.
3. Menentukan Tanggal Transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi yang belum terselesaikan, selanjutnya kita harus menentukan tanggal transaksi. Tanggal transaksi adalah tanggal terjadinya transaksi yang belum tercatat di buku besar.
4. Mencatat Transaksi dalam Jurnal Penyesuaian
Setelah menentukan tanggal transaksi, selanjutnya kita harus mencatat transaksi dalam jurnal penyesuaian. Pastikan transaksi yang dicatat sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
5. Menentukan Akun yang Terlibat
Setelah mencatat transaksi dalam jurnal penyesuaian, selanjutnya kita harus menentukan akun yang terlibat dalam transaksi tersebut. Pastikan akun yang terlibat sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
6. Menghitung Jumlah Transaksi
Setelah menentukan akun yang terlibat, selanjutnya kita harus menghitung jumlah transaksi. Jumlah transaksi harus sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
7. Mencatat Jumlah Transaksi
Setelah menghitung jumlah transaksi, selanjutnya kita harus mencatat jumlah transaksi dalam jurnal penyesuaian. Pastikan jumlah transaksi sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
8. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian
Setelah mencatat jumlah transaksi, selanjutnya kita harus menyelesaikan jurnal penyesuaian. Caranya adalah dengan menjumlahkan kolom kredit dan debet pada jurnal penyesuaian. Pastikan jumlah kredit dan debet sama.
9. Mencatat Jurnal Penyesuaian ke Buku Besar
Setelah menyelesaikan jurnal penyesuaian, selanjutnya kita harus mencatat jurnal penyesuaian ke buku besar. Pastikan pencatatan jurnal penyesuaian sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
10. Mengecek Saldo Akhir
Setelah mencatat jurnal penyesuaian ke buku besar, selanjutnya kita harus mengecek saldo akhir. Pastikan saldo akhir sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
11. Melakukan Rekonsiliasi Bank
Jika dalam jurnal penyesuaian terdapat transaksi yang berkaitan dengan bank, maka kita harus melakukan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan saldo bank dengan saldo buku besar.
12. Mencatat Transaksi Bank
Jika dalam rekonsiliasi bank terdapat transaksi yang belum tercatat di buku besar, maka kita harus mencatat transaksi tersebut dalam jurnal penyesuaian. Pastikan pencatatan transaksi bank sudah sesuai dengan transaksi yang tercatat di buku besar.
13. Menghitung Bunga Bank
Jika dalam jurnal penyesuaian terdapat transaksi bunga bank, maka kita harus menghitung bunga bank. Caranya adalah dengan menghitung kredit bunga yang diterima dan mencatatnya dalam jurnal penyesuaian.
14. Mencatat Beban Bunga
Setelah menghitung bunga bank, selanjutnya kita harus mencatat beban bunga dalam jurnal penyesuaian. Beban bunga harus dicatat sebagai biaya dalam laporan keuangan perusahaan.
15. Mencatat Depresiasi Aset Tetap
Jika perusahaan memiliki aset tetap, maka kita harus mencatat depresiasi aset tetap dalam jurnal penyesuaian. Depresiasi aset tetap adalah pengurangan nilai aset tetap dari waktu ke waktu.
16. Mencatat Beban Amortisasi
Jika perusahaan memiliki aset tak berwujud, maka kita harus mencatat beban amortisasi dalam jurnal penyesuaian. Beban amortisasi adalah biaya yang terjadi karena penggunaan aset tak berwujud.
17. Mencatat Beban Penyusutan
Jika perusahaan memiliki aset yang digunakan dalam produksi, maka kita harus mencatat beban penyusutan dalam jurnal penyesuaian. Beban penyusutan adalah biaya yang terjadi karena penggunaan aset dalam produksi.
18. Mencatat Pendapatan yang Belum Diterima
Jika perusahaan memiliki pendapatan yang belum diterima, maka kita harus mencatat pendapatan tersebut dalam jurnal penyesuaian. Pendapatan yang belum diterima harus dicatat sebagai pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan.
19. Mencatat Biaya yang Belum Dibayar
Jika perusahaan memiliki biaya yang belum dibayar, maka kita harus mencatat biaya tersebut dalam jurnal penyesuaian. Biaya yang belum dibayar harus dicatat sebagai biaya dalam laporan keuangan perusahaan.
20. Melakukan Audit Jurnal Penyesuaian
Setelah selesai mengisi jurnal penyesuaian, selanjutnya kita harus melakukan audit jurnal penyesuaian. Audit jurnal penyesuaian adalah proses memeriksa kembali jurnal penyesuaian untuk memastikan tidak ada kesalahan pencatatan.
Kesimpulan
Itulah tadi cara mengisi jurnal penyesuaian dengan santai dan mudah dipahami. Dengan mengisi jurnal penyesuaian dengan benar, perusahaan bisa memastikan laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan sesuai dengan transaksi yang terjadi. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.