Hello Sobat Pintar!
Membuat jurnal umum merupakan salah satu tugas yang harus dikerjakan oleh setiap akuntan. Jurnal umum sendiri berfungsi untuk mencatat transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan. Dalam membuat jurnal umum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan. Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh soal membuat jurnal umum yang bisa Sobat Pintar gunakan sebagai referensi. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Sebelum memulai membuat jurnal umum, Sobat Pintar harus memahami terlebih dahulu tentang transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi bisnis tersebut dapat berupa penjualan, pembelian, pengeluaran, atau penerimaan kas. Setelah memahami jenis transaksi tersebut, Sobat Pintar dapat mulai membuat jurnal umum.
Langkah pertama dalam membuat jurnal umum adalah menyiapkan kolom-kolom yang akan digunakan dalam pencatatan. Kolom-kolom tersebut meliputi tanggal, nama akun, nomor akun, posisi (debet/kredit), dan nominal transaksi.
Contoh soal pertama adalah transaksi penjualan sebesar Rp 10.000.000 dengan menggunakan uang tunai. Pada kolom tanggal diisi tanggal transaksi tersebut terjadi. Selanjutnya, pada kolom nama akun diisi dengan akun penjualan, sedangkan pada kolom nomor akun diisi dengan nomor akun akun penjualan. Pada kolom posisi, diisi dengan debet, sedangkan pada kolom nominal diisi dengan Rp 10.000.000.
Contoh soal kedua adalah transaksi pembelian sebesar Rp 5.000.000 dengan menggunakan kredit. Pada kolom tanggal diisi tanggal transaksi tersebut terjadi. Selanjutnya, pada kolom nama akun diisi dengan akun pembelian, sedangkan pada kolom nomor akun diisi dengan nomor akun akun pembelian. Pada kolom posisi, diisi dengan kredit, sedangkan pada kolom nominal diisi dengan Rp 5.000.000.
Contoh soal ketiga adalah transaksi pengeluaran sebesar Rp 2.000.000 untuk membayar gaji karyawan. Pada kolom tanggal diisi tanggal transaksi tersebut terjadi. Selanjutnya, pada kolom nama akun diisi dengan akun biaya gaji, sedangkan pada kolom nomor akun diisi dengan nomor akun akun biaya gaji. Pada kolom posisi, diisi dengan debet, sedangkan pada kolom nominal diisi dengan Rp 2.000.000.
Contoh soal keempat adalah transaksi penerimaan kas sebesar Rp 1.000.000. Pada kolom tanggal diisi tanggal transaksi tersebut terjadi. Selanjutnya, pada kolom nama akun diisi dengan akun kas, sedangkan pada kolom nomor akun diisi dengan nomor akun akun kas. Pada kolom posisi, diisi dengan debet, sedangkan pada kolom nominal diisi dengan Rp 1.000.000.
Setelah Sobat Pintar selesai mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal umum, langkah selanjutnya adalah membuat buku besar. Buku besar sendiri berfungsi untuk mengetahui saldo akhir setiap akun pada akhir periode. Dalam buku besar, transaksi yang tercatat di dalam jurnal umum akan dijurnal ulang, namun dengan lebih rinci.
Dalam membuat buku besar, Sobat Pintar harus membuat tabel dengan kolom-kolom yang meliputi tanggal, keterangan, nomor urut, saldo awal, debet, kredit, dan saldo akhir. Setelah itu, Sobat Pintar dapat mencatat transaksi tersebut ke dalam tabel buku besar sesuai dengan akun yang bersangkutan.
Setelah semua transaksi tercatat di dalam buku besar, Sobat Pintar dapat melakukan pengecekan terhadap saldo akhir masing-masing akun. Jika saldo akhirnya tidak nol, maka Sobat Pintar harus memeriksa kembali apakah terdapat kesalahan dalam pencatatan atau tidak.
Setelah melakukan pengecekan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berfungsi untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada periode yang telah berlalu. Dalam laporan keuangan, terdapat beberapa jenis laporan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
Untuk membuat laporan keuangan, Sobat Pintar harus memahami terlebih dahulu tentang jenis-jenis laporan keuangan tersebut. Setelah itu, Sobat Pintar dapat mulai membuat laporan keuangan dengan mengambil data dari buku besar.
Setelah Sobat Pintar berhasil membuat laporan keuangan, langkah terakhir adalah melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan tersebut. Jika terdapat kesalahan dalam laporan keuangan, Sobat Pintar harus memeriksa kembali apakah terdapat kesalahan dalam pencatatan atau tidak.
Kesimpulan
Dalam membuat jurnal umum, Sobat Pintar harus memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan. Pertama, Sobat Pintar harus memahami terlebih dahulu tentang transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan. Kedua, Sobat Pintar harus menyiapkan kolom-kolom yang akan digunakan dalam pencatatan. Ketiga, Sobat Pintar harus membuat buku besar dan mencatat transaksi tersebut ke dalam tabel buku besar sesuai dengan akun yang bersangkutan. Keempat, Sobat Pintar harus membuat laporan keuangan dengan mengambil data dari buku besar. Dan terakhir, Sobat Pintar harus melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan tersebut. Jika terdapat kesalahan dalam laporan keuangan, Sobat Pintar harus memeriksa kembali apakah terdapat kesalahan dalam pencatatan atau tidak.Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!