Hello Sobat Pintar! Kali ini kita akan membahas tentang akun-akun yang memerlukan jurnal penutup. Jurnal penutup adalah salah satu bagian penting dalam proses akuntansi. Jurnal ini digunakan untuk menutup semua akun-akun yang terbuka pada periode akuntansi tertentu. Yuk kita simak bersama-sama!
Akun Pendapatan
Akun pendapatan adalah salah satu akun yang harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk mengetahui total pendapatan bersih selama periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun pendapatan akan menjadi nol kembali. Hal ini akan memudahkan dalam pengecekan kembali laporan keuangan di masa yang akan datang.
Akun Biaya
Sama halnya dengan akun pendapatan, akun biaya juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk mengetahui total biaya yang telah dikeluarkan dalam periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun biaya juga akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan rencana atau tidak.
Akun Pajak
Akun pajak juga sangat penting untuk diberi jurnal penutup. Hal ini dikarenakan pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun pajak akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya pajak yang harus dibayarkan pada periode tersebut.
Akun Depresiasi
Akun depresiasi juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun depresiasi berhubungan dengan aset tetap yang telah diakui sebagai biaya pada periode tertentu. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun depresiasi akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya nilai aset tetap yang telah dikurangi depresiasi pada periode tersebut.
Akun Modal
Akun modal juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun modal berhubungan dengan keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun modal akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan telah memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian pada periode tersebut.
Akun Dividen
Akun dividen juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun dividen berhubungan dengan pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun dividen akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham pada periode tersebut.
Akun Piutang Usaha
Akun piutang usaha juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun piutang usaha berhubungan dengan jumlah uang yang masih harus diterima dari pelanggan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun piutang usaha akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya piutang usaha yang masih harus diterima pada periode tersebut.
Akun Hutang Usaha
Sama halnya dengan akun piutang usaha, akun hutang usaha juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun hutang usaha berhubungan dengan jumlah uang yang masih harus dibayar kepada pemasok. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun hutang usaha akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya hutang usaha yang masih harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Persediaan
Akun persediaan juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun persediaan berhubungan dengan barang yang masih tersedia di gudang perusahaan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun persediaan akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya persediaan barang yang masih tersedia pada periode tersebut.
Akun Kas
Akun kas juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun kas berhubungan dengan jumlah uang yang dimiliki oleh perusahaan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun kas akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya uang kas yang dimiliki pada periode tersebut.
Akun Bank
Sama halnya dengan akun kas, akun bank juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun bank berhubungan dengan jumlah uang yang disimpan di bank oleh perusahaan. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun bank akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya uang yang disimpan di bank pada periode tersebut.
Akun Beban Bunga
Akun beban bunga juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban bunga berhubungan dengan biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban bunga akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya bunga yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Gaji dan Upah
Akun beban gaji dan upah juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban gaji dan upah berhubungan dengan biaya gaji dan upah yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban gaji dan upah akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya gaji dan upah yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Listrik dan Air
Sama halnya dengan akun beban gaji dan upah, akun beban listrik dan air juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban listrik dan air berhubungan dengan biaya listrik dan air yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban listrik dan air akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya listrik dan air yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Sewa
Akun beban sewa juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban sewa berhubungan dengan biaya sewa gedung atau ruangan yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban sewa akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya sewa gedung atau ruangan yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Telepon
Akun beban telepon juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban telepon berhubungan dengan biaya telepon yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban telepon akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya telepon yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Pajak
Akun beban pajak juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban pajak berhubungan dengan biaya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban pajak akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya pajak yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Penyusutan
Akun beban penyusutan juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban penyusutan berhubungan dengan biaya penyusutan aset tetap yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban penyusutan akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya penyusutan aset tetap yang harus dibayar pada periode tersebut.
Akun Beban Lainnya
Akun beban lainnya yang tidak termasuk dalam kategori di atas juga harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini dikarenakan akun beban lainnya berhubungan dengan biaya-biaya lain yang harus dibayar oleh perusahaan pada periode tersebut. Setelah jurnal penutup dibuat, saldo akun beban lainnya akan menjadi nol kembali. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya-biaya lain yang harus dibayar pada periode tersebut.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua akun yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan harus diberi jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam proses akuntansi dan juga memudahkan dalam pengecekan kembali laporan keuangan di masa yang akan datang. Jadi, jangan lupa untuk selalu membuat jurnal penutup pada akhir periode akuntansi ya, Sobat Pintar!
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.